Kali
ini saya akan membahas mengenai si kecil yang mengganggu yaitu jerawat. Tentunya jerawat bukan hal asing lagi
bagi setiap orang terutama pada remaja yang sedang mengalami pubertas. Dalam
istilah klinis jerawat disebut juga dengan acne
vulgaris, yang dalam pengertian ilmiah merupakan hasil beberapa proses
patologis dari beberapa unit pilosebasea (yaitu folikel rambut dan kelenjar
sebasea) yang terletak dibagian dermis (lapisan tengah kulit).
Hiperproliferasi keratinosit menyebabkan kohesi sel dan pembentukan sebuah sumbat
yang menghalangi lubang folikel. Sumbat ini melebarkan folikel untuk membentuk mikrokomedo, lesi patologis awal pada
jerawat.
Ketika
sel-sel dan sebum/minyak menumpuk lebih banyak, mikrokomedo membesar sehingga
dapat terlihat berupa komedo tertutup atau whitehead
(bintik putih), nodul pucat kecil yang berada tepat dibawah permukaan
kulit. Jika kandungannya melebarkan lubang sumbat akan menonjol dari pori-pori
dan menyebabkan komedo terbuka atau blackhead
(bintik hitam). Blackhead berwarna
gelap karena adanya melanin dan oksidasi lipid setelah terpapar udara. Komedo
merupakan precursor lesi jerawat lainnya.
Etiologi
Penyebab
pasti jerawat belum diketahui, penyebab bersifat multifaktorial dan sangat di
pengaruhi baik oleh factor hormonal atau factor genetic. Kecenderungan untuk
mnglami jerawat akan meningkat jika salah satu atau kedua orang tuanya juga
berjerawat. Factor patologik yang terlbat dalam timbulnya jerawat yaitu :
1. Pemicu
hormonal andronergik
2. Produksi
sebum yang berlebihan
3. Deskuamaasi
folikular yang abnormal
4. Proliferasi
bakteri P. acnes pada kulit
5. Respon
inflamasi yang terjadi
Beberapa factor juga dianggap menyebabkan
jerwat, termasuk kebersihan dan makanan, belum secara lngsung dinyatakan
sebagai factor etiologi.
1. Pasien
mungkin salah menduga bahwa mereka memiliki jerawat akibat kulit yang kotor
atau tidak membersihkan kulit secara menyeluruh. Tidak ada penelitian yang
menduung keyakinan ini.
2. Sebagian
besar studi yang meneliti hubungan antara jerawat dan konsumsi makanan
tertentu, seperti cokelat atau makanan yang berminyak, telah menunjukan tidak
ada hubungan antara keduanya.
Pengobatan
Jerawat tidak dapat disembuhkan, tetapi
cukup di control dengan memperbaiki penggunaan kosmetik dan mencegah
perkembangan jerawat yang parah dengan jaringan parut yang terbentuk. Hanya pasien
dengan jerawat komedo non inflamasi <10 blackhead
atau whitehead di wajah atau di leher saja, tanpa terkenanya
tubuh, tidak ada jaringan parut, dan tidak ada lesi inflamasi yang dapat di
swamedikasi dengan obat tanpa resep dokter. Pasien dengan bentuk jerawat yang
lebih parah harus dirujuk ke layanan spesialis dokter kulit. Karena jerawat
bertahan dalam waktu yang lama, pengobatan juga harus jangka panjang,
berkelanjutan dan konsisten. Pasien yang berada dibawah perawatan seornag
dokter harus di instruksikan untuk mnghindari penggunaan obat jerawat tanpa
resep kecuali dokter merekomendasikan untuk penggunaannya. Menggabungkan beberapa
obat tanpa resep dokter dengan resep jerawat dapat menurunkan kemampuan pasien
untuk menoleransi obat resep.
Tindakan Pengobatan Umum/Non-Farmakologi
Menghindari factor-faktor
yang dapat memperburuk jerawat, seperti :
-
Mencegah gesekan atau iritasi yang dapat
menyebabkan peningkatan gejala jerawat
-
Tidak menggnakan pakaian ketat, bando atau helm
-
Menghindari menopang dagu dengan tangan
-
Melepas kosmetik, pembersih, atau shampoo yang
berbahan dasar minyak.
- Pilih produk berlabel “non-komedogenik”.
Pasien harus
membersihkan kulit dengan sabun lembut atau pembersih bukan sabun dua kali
sehari :
-
Penggunaan produk abrasive dan pembersih wajah
yang berlebihan dapat memperburuk jerawat
-
Produk obat pembersih berbentuk ( bentuk padat
dan cairan ) tidak banyak membantu karena produk tersebut meninggalkan sedikit
residu bahan aktif pada kulit
Menggunakan strip
dengan bahan berbasis lem akrilat yang dapat dipakai sendiri ( misalnya strip
biore ) dapat membantu mearik komedo. Produk ini merupakan alternative yang
lebih baik untuk mengangkat jerawat yang dapat menyebabkan pembentukan jaringan
parut.
Terapi farmakologi
Obat
yang paling sering digunakan dalam pengobatan jerawat yaitu :
-
Benzoil peroksida
-
Asam salisilat
-
Sulfur
-
Kombinasi sulfur dan resorsinol
1.
Benzoil
Peroksida
produk-produk
yang mengandung benzoil peroksida dapat menyebabkan noda putih pada pakaian,
rambut, handuk dan sprei. Pasien harus menghindari tercecernya produk tersebut
pada rambut atau kain. Banyak pasien
mengalami rasa menyengat, dan pengelupasan kuit selama beberapa hari
pertama enggunaan benzoil peroksida. Efek-efek tersebut dapat hilang dalam 1
sampai 2 minggu.
-
Untuk membantu meringankan iritasi, aplikasikan
di kulit pertaama kali hanya 15 menit kemmudian mencucinya
-
Jika rasa tidak nyaman tidak terjadi, pasien
harus menambahkan waktu kontak obat pada kulit selama 15 menit saat toleransi
terjadi
-
Setelah produk di toleransikan selama 2 jam,
benzoil peroksida dpat dibiarkan hingga semalam
-
Penggunaan benzoil peroksida didekat mata,
mulut, bibir dan hidung serta daerah dekat luka, goresan, dan lecet lainnya
harus dilakukan dengan hati-hati. Iritasi berlebihan dapat terjadi di lokasi
tersebut.
-
Benzoil peroksida dapat menyebabkan rasa sensitive
pada sinar matahari, sehingga pasien harus menghindari paparan sinar matahari
secara langsung atau penggunaan lampu sinar matahari dan menggunakan tabir
surya non-komedogenik dengan SPF 15 atau lebih tinggi bila berada di luar ruangan.
2. Asam Salisilat
Produk
yang mengandung asam salisilat di kontraindikasikan pada apsien penderita
diabetes atau sirkulasi darah yang buruk. Produk yang mengandung asam salisilat
harus digunakan hanya pada area yang terkena. Penggunaan produk di area yang
besar pada jangka waktu yang lama dapat meyebabkan keracunan. Tanda-tanda
keracunan asam salisilat meliputi mual, muntah, pusing, tuli, lesu, hiperpnea,
diare dan gangguan psikis.
Asam
salisilat dapat menyebabkan peningkatan sinsitivitas terhadap sinar matahari. Pasien
harus menghindari paparan sinar matahari secara langsung atau penggunaan lampu
sinar matahari dan menggunakan tabir surya non-komedogenik dengan SPF >15
ketika berada diluar ruangan.
3. Kombinasi Sulfur/Resorsinol
Resorsinol
dapat menimbulkan sisik yang reversible dan berwarna coklat gelap pada beberapa
individu yang berkulit gelap.
Produk
topical jerawat tersedia dalam berbagai sediaan, diantaranya gel, larutan,
krim, dan lotion.
·
Gel dianggap sebagai formulasi yang paling
efektif karena bersifat astringen dap dapat bertahan paling lama dikulit.
·
Krim dan lotion dengan kandungan lemak rendah
merupakan alternative yang dapat di terima diantara sediaan gel yang lebih
efektif untuk pasien dengn kulit kering atau sensitive atau untuk setiap pasien
selama musing dingin kering.
·
Gel dan larutan tidak mengandung minyak dan
mungkin lebih bermanfaat pada pasien dengan kulit berminyak. Namun gek dan
larutan juga memiliki efek mengeringkan kulit yang kadang-kadang dapat
menyebabkan dermatitis kontak.
·
Krim dan lotion biaasanya kurang mengiritasi
kulit dibandingkan sediaan gel dan larutan.
·
Sediaan salep tidak digunakan karena salep
bersifat oklusif dan cenderung memperburuk jerawat.
Perempuan
yang mengalami masalah jerawat yang berhubungan dengan fluktuasi atau
ketidakseimbangan hormone ( misalnya jerawat yang terjadi selama masa haid )
dapat merasakan manfaat dari penggunaan terapi resep seperti kontrasepsi oral.
PERINGATAN DAN KONTRAINDIKASI
Ketika menggunakan pbat jerawat
tanpa resep secara topical, harus dimulai dengan dosis terendah dan
meningkatkan konsentrasi secara bertahap untuk meminimalkan efek iritasi dari
produk. Pasien juga harus mulai aplikasi harian yang lebih sedikit dan
meningkatkan frekuensi aplikasi hanya bila ada toleransi.
Oleh : Lila Bintarizki (1208010016)